MAKANAN CAIR
Tujuan Pengaturan Makanan Cair
1. Memenuhi kebutuhan zat-zat gizi pasien,
2. Meringankan beban kerja saluran cerna,
3. Memberikan makanan secara bertahap, hingga pasien kelak mampu menerima makanan yang lebih padat melalui mulut (makanan saring, lunak).
Syarat Diet
1. Jumlah kalori disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, yaitu berdasarkan umur, berat badan, tinggi badan, faktor stress.
2. Protein disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kerja ginjal dan hati dalam mengolah protein.
3. Lemak cukup, sesuai kebutuhan dan kemampuan kerja saluran cerna.
4. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan.
5. Jumlah cairan sesuai kebutuhan.
6. Jumlah serat sesuai dengan kemampuan saluran cerna.
7. Frekuensi pemberian sesuai kemampuan saluran cerna, biasanya 6-8 kali pemberian per hari.
8. Volume maksimal sebaiknya 300cc per satu kali pemberian.
9. Suhu makanan cair saat pemberian sesuai dengan suhu tubuh normal.
Bahan Makanan Yang dianjurkan:
ü Susu rendah/bebas laktosa, susu kedelai, susu rendah lemak susu full cream.
ü Telur, ayam tanpa kulit, daging tak berlemak, ikan. Penggunaan kuning telur bila perlu dibatasi.
ü Tempe, tahu, kacang hijau, kacang kedelai.
ü Tepung beras, tepung maizena, tepung tapioka, bubur nasi yang telah dihaluskan/ diblender dan disaring. Tepung2an sebaiknya dimasak hingga matang.
ü Minyak zaitun, minyak Canola, minyak bunga matahari (Sunflower), minyak jagung, minyak kacang, kelapa sawit, margarin rendah garam.
ü Jus sayuran (wortel, labu kuning, tomat, labu siam, bit, daun bayam, kacang panjang, buncis muda). Sebaiknya sayuran terlebih dahulu dimasak.
ü Jus buah (pepaya, pisang, apel, air jeruk manis, mangga manis, melon). Agar warna jus apel dan pisang tidak berubah, dapat ditambahkan air jeruk manis, atau segera diberikan kepada pasien.
ü Gula pasir, glukosa, maltodeksrin, syrup, madu.
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Makanan Cair dapat diberikan melalui mulut (oral) atau melalui pipa makanan (Naso Gastric Tube/NGT ).
2. Gunakan air matang (bersih dan bebas kuman) untuk melarutkan bahan baku makanan cair.
3. Gunakan alat-alat yang bersih dan kering, seperti wadah, sendok pengaduk, gelas ukur, saringan, blender, dsb. Gunakan lap bersih atau kertas tissue.
4. Dalam pembuatan makanan cair yang akan diberikan melalui pipa sonde/NGT, kekentalan cairan disesuaikan dengan ukuran pipa sonde/ NGT.
5. Dengan menggunakan blender, tepung beras, lauk hewani, lauk nabati dan sayur yang telah dimatangkan terlebih dahulu dimasukkan bersama sama. Tambahkan minyak dan air matang, serta garam secukupnya, kemudian diblender, disaring serta diukur terlebih dahulu sebelum diberikan kepada pasien.
6. Setelah makanan cair diberikan ke pasien, pipa makanan harus segera dibilas dengan air putih matang.
7. Alat-alat makan lainnya segera dibersihkan dari sisa makanan, direndam, dicuci bersih dan dikeringkan kembali.
8. Makanan cair dapat disiapkan untuk setengah hari (2xmakan) atau satu hari. Sebagian makanan cair dapat disimpan di lemari pendingin dalam wadah yang tertutup baik, dan dihangatkan kembali sebelum diberikan kepada pasien.
9. Lemari pendingin tempat penyimpanan makanan cair agar tetap terjaga suhu dan kebersihannya.
10. Tenaga pengolah makanan cair agar selalu menjaga kebersihan diri (kuku, tangan,dsb), dan tidak sedang flu, batuk (disarankan menggunakan masker).
10. Tenaga pengolah makanan cair agar selalu menjaga kebersihan diri (kuku, tangan,dsb), dan tidak sedang flu, batuk (disarankan menggunakan masker).
11. Bila menggunakan susu formula komersial, agar diperhatikan kondisi kemasan dan tanggal kadaluarsa.
12. Bila terjadi kembung, diare, muntah atau sembelit/konstipasi, disarankan untuk segera menghubungi dokter dan ahli gizi/dietisien.
Intan Laila
30 December 2010.